Rabu, 01 Mei 2013

Tips mengatasi agresifitas anak

Agresifitas anak...

Siapa yang gak pernah bermasalah dengan anak yang agresif coba? pasti kebanyakan sudah atau bahkan sekarang sedang bermasalah dengan keagresifan anak?
Agresif secara psikologi adalah cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat.(KBBI, 1995)

Kalau diperhatikan, mana ada sih orang tua yang mau anaknya bertindak agresif? tapi, anak-anak meskipun tidak diajarkan pasti melakukan tindakan agresifitas seperti memukul, menjambak, menggigit, bahkan mengumpat. Padahal mainan sudah disortir, tontonan tv maupun dvd sudah disensor, tapi tetap saja tindakan agresifitas berjalan, bahkan mainan dari balok atau terompet bisa jadi pistol.

Pertanyaan selanjutnya adalah normal gak ya? atau gimana?
Ternyata, perilaku tersebut untuk anak-anak masih terbilang normal, tapi bukan berarti bisa didiamkan dan dibiarkan saja. Tentunya kita sebagai orang tua gak mau anak kita terus seperti itu bukan?

Berdasarkan sumber-sumber yang saya baca, cara mengatasi agresifitas anak adalah dengan:
  • Hindari visual mengenai agresifitas, seperti tayangan tv,dvd, games, atau bahkan sikap kita sendiri.
  • Kalau sang anak mulai meniru "jagoannya" dalam memukul, menendang, pada saat itu bisa langsung kita beri arahan bahwa mengapa mereka memukul lawannya, bukankah lebih baik langsung memasukkan "penjahat" ke penjara sehingga kapok dan tidak mengulangi lagi.
  • Dan, jangan pernah memberikan label anak nakal pada anak, sebab label ini akan membuat jarak anak dan orang tua semakin jauh. Jangan lupa juga ucapan orang tua adalah DO'A jadi lebih baik kita sebagai orang tua belajar berkata yang baik untuk anak. :)
  • Bisa juga kita berikan reward/hadiah jika anak dalam beberapa hari tidak berlaku agresif
Kalau yang sudah konkrit dilakukan adalah saya bernegosiasi dengan anak. Yups, anak saya juga suka bersikap agresif seperti memukul, membentak, begitulah anak-anak.
Negosiasi yang saya lakukan adalah saya ajak bicara baik-baik ( meskipun kadang udah mau marah )  lalu menanyakan mengapa dia bertindak seperti itu? dan jawabannya....gak tau. Hal ini berarti satu poin penting lagi, anak-anak melakukan itu bukan karena mereka ingin begitu, mungkin untuk menguji kita orang tuanya apakah bisa di manipulasi dengan cara itu?

Lanjut ya, setelah dia bilang gak tau, baru saya masukkan poin penting... bahwa perilaku seperti itu tidak baik karena akan menyakiti orang lain, dan saya meminta dia untuk tidak megulangi lagi. Bereskah? belum ternyata, karena dia mengulangi lagi beberapa jam kemudian. Tarik nafas dulu saja, terus bikin muka serius deh, sambil bikin perjanjian lagi bahwa kalau diulangi lagi akan ada hukuman dan kalau tidak diulangi akan ada hadiah.

Cukup efektif loh, karena untuk beberapa hari agresifnya berkurang, hooraayy....
Catat : beberapa hari!!!

Jadi, berdasarkan pengalaman mungkin sikap agresif itu akan tetap ada, asal tepat pelampiasannya mudah2an tidak menjadi lebih parah di kemudian hari, jangan sampai deh....
Terus, selama kita memberitahukan tentang baik buruknya suatu perbuatan, dan konsekuensi dari perbuatan itu semoga pada saat besar dia dapat mengetahui apa yang harus dia lakukan dalam menghadapi masalah emosionalnya.

Saya hanya berbagi, semoga tulisan ini bisa menjadi masukan bagi kita semua. Saya juga masih belajar menghadapi tingkah laku anak dan pernak-perniknya yang setiap hari ada- ada saja.
Semangat dalam menjadi orang tua yang baik, tidak sempurna tapi bisa selalu menjadi contoh baik buat anak....

Mei, 2013