Senin, 21 November 2011

Teman khayalan

Kali ini, aku mau cerita tentang "teman" anakku Hasya. Sudah beberapa minggu ini dia punya teman khayalan yang dia beri nama Teteh, setiap dia melakukan sesuatu pasti melakukannya berdua dengan Teteh.
Pernah suatu hari kami akan berangkat ke undangan pernikahan, tiba-tiba Hasya bilang begini "Bu, teteh mah gak akan ikut, lagi pergi" dia bilangnya beneran serius.
"siapa teteh?"
"itu teteh, yang temen dede Bu" katanya sambil tersenyum
"Kenapa gak ikut?" tanya aku sambil bingung
"kan teteh juga mau ke undangan tapi jauh, di Jogya" jawab Hasya masih dengan mimik serius
"oh, ya sudah gak apa-apa kan kita aja yang pergi" tanya aku lagi
"ya, gak apa-apa atuh bu" katanya sambil pergi

Bingung dong harus bagaimana, mau kesel gak mungkin, mau melarang juga gak mungkin. Jadi saat itu aku harus mencari tahu harus bagaimana cara mengatasi teman yang ini, aku akhirnya mulai dengan bertanya.

Aku bertanya ke Ibu apakah saat kecil dulu aku juga punya teman khayalan seperti Hasya sekarang, dan Ibu bilang aku gak penah punya teman seperti itu. Wah, jadi PR tambahan nih untuk aku lebih mengerti anakku. Setelah itu, akhirnya aku ajak ngobrol deh Hasya, aku tanya siapa teteh dan dimana tinggalnya, nampak lucu awalnya tapi efektif juga hasilnya.

Karena setelah aku tahu siapa teteh, yang ternyata tinggalnya tidak bersama kami disini aku jadi tahu kalau hasya tidak terlalu dekat dengan temannya ini, kemudian aku bertanya sudah sekolah belum tetehnya, Hasya bilang sudah kok sudah SD katanya. Akhirnya aku bisa memperlakukan Hasya saat dia berdua dengan teteh sesuai dengan keinginan Hasya dan keinginan aku juga. 

Sekarang Hasya sudah tidak terlalu dekat dengan teteh, dia sudah banyak melupakan teteh karena selalu ada aku untuknya. Ternyata kedekatan Ibu dan anak memang memberikan banyak dampak baik untuk psikologi dia maupun untuk kognitifnya, biarlah kadang anak-anak menjadi anak-anak yang ingin mempunyai teman dan khayalan semaunya dia,asal suatu hari dia tahu bahwa semua itu hanya imajinasi dan dia kembali menemui dunia nyata, yaitu ada Ibu, Abi, dan keluarga besar lainnya.

Hasya, anakku yang pintar semoga engkau selalu menjadi anak yang sholehah dan pintar ya nak....kami sayang Hasya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar