Kamis, 01 September 2022

Adakah itu Kita?


9 bulan penuh cinta telah kurasakan, senang, sedih, sakit, bahkan bahagia yang tidak terkira menjadi satu kesatuan cerita yang sempurna. Sejak kehadiranmu seluruh pola kehidupanku berubah, bukan sekali aku merasa aneh dengan diriku sendiri. Beberapa hal yang sebelumnya kusukai menjadi hal yang paling kuhindari.

Seperti yang terjadi beberapa bulan lalu, aku yang tidak biasa bermanja-manja tiba-tiba ingin diperhatikan. Hanya karena seperti tidak ada yang mengerti perasaanku, terjadilah drama. Awalnya aku marah-marah tanpa alasan, kemudian ditutup dengan menangis. Setelahnya aku pun bingung dengan diriku sendiri.

Belum lagi pilihan makanan yang jadi berubah, meski tidak terlalu berbeda. Aku lebih memilih makan buah-buahan yang segar, seperti semangka, mentimun. Buah itu harus selalu ada setiap hari. Nafsu makan juga meningkat, rasanya setiap makanan itu … enak!

Berat badan yang meningkat tidak membuatku khawatir, justru membuat senang. Model pakaian berubah, biasanya aku senang memakai celana sekarang lebih memilih rok, rasanya lebih leluasa. Lebih memilih diam di tempat tidur daripada pergi keluar.

Yang lebih membahagiakan adalah, semua orang tampak lebih bahagia ketika melihatku. Mereka juga tidak segan membantu segala keperluan dan keinginanku. Mereka kerap melarangku melakukan kegiatan yang terlalu menguras tenaga.

Semua itu karena kamu, iya … kamu janin dalam perutku yang membuat segalanya berubah menjadi indah. Sejak kehadiranmu dalam diriku, membuat lingkungan dan orang terdekat menjadi lebih perhatian. Aku dan mereka bahagia dan sangat menanti bertemu denganmu. Kamu yang tidak banyak menyusahkan, kamu yang tiba-tiba hadir dalam keheningan.

Segala tentangmu adalah gambaran terbaik dalam episode hidupku. Membeli keperluanmu menjadi hiburan untukku. Melihat baju dengan ukuran mini dan warna-warni membuat asa di hati membuncah. Sulit diungkapkan hanya dapat dirasakan.

Tiba saatnya hari pertemuan kau dan aku. Sore hari saat sang surya mulai menata peraduannya, perutku terasa berbeda, belum pernah kurasakan. Bersamaan dengan bergantinya hari pada malam, kau hadir di dunia ini. Seperti saat hadirmu dalam perutku dengan keheningan, hadirmu di alam ini pun dengan hening. Tiada suara tangisan dan gerakan.

Fisikmu sempurna, Maha besar Allah yang menciptakanmu. Molek parasmu membuat orang yang melihatmu langsung jatuh cinta, hidung mungil, rambut lebat hitam, dagumu yang sedikit lancip menambah manis.

Ternyata tidak ada cerita di dunia yang fana ini untuk kita. 9 bulan kebersamaan cukup untukku merasa berarti, sempurna, bahagia. Tidak mengapa restu Allah untuk kita di dunia hanya sampai sini. Semoga kelak Allah memberi restu pada kita untuk bertemu dalam keadaan baik di surgaNya.

Meski perjuangan untuk bersamamu sudah kulakukan sekuat dan semampu tenaga, tapi untuk melawan restu pemilik diri, tidak dapat kupaksa. Kurelakan kau kembali pada penciptamu, Allah. Kuyakin pasti yang terbaik. Aku mengakui ada sedikit rasa sakit, kehilangan, dan sedih yang berkecamuk namun aku yakin ini adalah yang terbaik.

Bandung, 22 Agustus 2022

                            gambar : Pixabay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar