9 bulan penuh cinta telah
kurasakan, senang, sedih, sakit, bahkan bahagia yang tidak terkira menjadi satu
kesatuan cerita yang sempurna. Sejak kehadiranmu seluruh pola kehidupanku
berubah, bukan sekali aku merasa aneh dengan diriku sendiri. Beberapa hal yang
sebelumnya kusukai menjadi hal yang paling kuhindari.
Seperti yang terjadi
beberapa bulan lalu, aku yang tidak biasa bermanja-manja tiba-tiba ingin
diperhatikan. Hanya karena seperti tidak ada yang mengerti perasaanku,
terjadilah drama. Awalnya aku marah-marah tanpa alasan, kemudian ditutup dengan
menangis. Setelahnya aku pun bingung dengan diriku sendiri.
Belum lagi pilihan
makanan yang jadi berubah, meski tidak terlalu berbeda. Aku lebih memilih makan
buah-buahan yang segar, seperti semangka, mentimun. Buah itu harus selalu ada
setiap hari. Nafsu makan juga meningkat, rasanya setiap makanan itu … enak!
Berat badan yang
meningkat tidak membuatku khawatir, justru membuat senang. Model pakaian
berubah, biasanya aku senang memakai celana sekarang lebih memilih rok, rasanya
lebih leluasa. Lebih memilih diam di tempat tidur daripada pergi keluar.
Yang lebih membahagiakan
adalah, semua orang tampak lebih bahagia ketika melihatku. Mereka juga tidak
segan membantu segala keperluan dan keinginanku. Mereka kerap melarangku
melakukan kegiatan yang terlalu menguras tenaga.
Semua itu karena kamu,
iya … kamu janin dalam perutku yang membuat segalanya berubah menjadi indah.
Sejak kehadiranmu dalam diriku, membuat lingkungan dan orang terdekat menjadi
lebih perhatian. Aku dan mereka bahagia dan sangat menanti bertemu denganmu.
Kamu yang tidak banyak menyusahkan, kamu yang tiba-tiba hadir dalam keheningan.
Segala tentangmu adalah
gambaran terbaik dalam episode hidupku. Membeli keperluanmu menjadi hiburan
untukku. Melihat baju dengan ukuran mini dan warna-warni membuat asa di hati
membuncah. Sulit diungkapkan hanya dapat dirasakan.
Tiba saatnya hari
pertemuan kau dan aku. Sore hari saat sang surya mulai menata peraduannya,
perutku terasa berbeda, belum pernah kurasakan. Bersamaan dengan bergantinya
hari pada malam, kau hadir di dunia ini. Seperti saat hadirmu dalam perutku
dengan keheningan, hadirmu di alam ini pun dengan hening. Tiada suara tangisan
dan gerakan.
Fisikmu sempurna, Maha
besar Allah yang menciptakanmu. Molek parasmu membuat orang yang melihatmu
langsung jatuh cinta, hidung mungil, rambut lebat hitam, dagumu yang sedikit
lancip menambah manis.
Ternyata tidak ada cerita
di dunia yang fana ini untuk kita. 9 bulan kebersamaan cukup untukku merasa
berarti, sempurna, bahagia. Tidak mengapa restu Allah untuk kita di dunia hanya
sampai sini. Semoga kelak Allah memberi restu pada kita untuk bertemu dalam
keadaan baik di surgaNya.
Meski perjuangan untuk
bersamamu sudah kulakukan sekuat dan semampu tenaga, tapi untuk melawan restu
pemilik diri, tidak dapat kupaksa. Kurelakan kau kembali pada penciptamu,
Allah. Kuyakin pasti yang terbaik. Aku mengakui ada sedikit rasa sakit,
kehilangan, dan sedih yang berkecamuk namun aku yakin ini adalah yang terbaik.
Bandung, 22 Agustus 2022
gambar : Pixabay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar